Sabtu, 05 Februari 2011

sepenggal kisah cinta

Kisah indah itu berawal di saat aku mengenal sosok Gian, saat keluargaku pindah k desa itu karena orang tuaku bangkrut.masih ku ingat ketika pertama kali dia menyapaku.
"hey, baru ya pindah ke sini ?" tanya gian saat ituaku tak menjawab pertanyaan itu lalu pergi, saat itu yang ku pikirkan Gian hanya seorang cowok yang hanya iseng karena aku cewek baru di desanya, pasti dia akan bangga mengenal cewek baru lebih dulu dari teman2nya, terlebih jika dia bisa membuatku jatuh cinta. BASI ! jerit hatiku saat itu, trik seperti itu sudah ga jaman lagi.
"pagi ..!!!"suara itu lagi . aku hanya melirik dan berlalu.begitulah dia setiap pagi menyapaku dan aku melakukan hal yang sama.seminggu telah berlalu.susah ternyata beradaptasi di tempat yang benar-benar baru untuk kita, terkadang aku menganggap ini ga adil , saat anak-anak lain bebas berkreasi , melakukan apapun yang mereka ingginkan, aku malah terjebak di situasi seperti ini , orangtuaku tak mampu lagi membiayai aku.
kuliah, hal yang aku impikan dari dulu kini bagai mimpi yang begitu sulit untuk ku capai. entah ini salah siapa ? terlalu sulit aku mencari tahu . padahal di SMA aku selalu ada di posisi 3 besar bahkan ada sebagian teman yang menganggapku siswa berprestasi, ternyata itu ga cukup untuk menjamin aku bisa kuliah seperti mereka,
"melamun itu ga baik loh !" suara itu lagi, sepertinya didesa ini hanya ada suara itu karena aku selalu mendengarnya sejak pertama aku di sini. seperti biasa aku hanya diam , dan itu berjalan hampir sebulan.
" selamat y aku dengar kamu akan mengajar disini y ?" aku meliriknya dari mana dia tahu, ingin sekali aku tanyakan itu tapi hatiku terlalu anggkuh.hari pertama aku menjadi seorang guru di sebuah SMP, aneh memang seorang tamatan SMA menjadi guru SMP , tapi menjadi mungkin di daerah terpencil ini.aku mulai bisa tersenyum sekarang karena aku bisa menjadi guru untuk anak-anak desa ini, terlebih karena aku jadi guru Matematika , pelajaran yang dari dulu sangat ku gemari.
dua bulan telah berlalu aku semakin menikmati pekerjaanku dan desa semakin dekat denganku, beberapa teman telah ku kenal termasuk cowok yang selalu menyapaku sejak pertama aku disini, masih jelas di ingatanku kala pertama kali aku menyapanya,
" pagi bu !" sapanya seperti biasa
" pagi Gian...!! " jawabku sambil tersenyum tipis, aku mulai bisa menghapus pikiran buruk tentang dia, mungkin dia memang tulus.sore itu aku dan gian pergi ke kota mewakili desa itu untuk mewakili karang taruna.
" menjadi guru pasti menyenangkan ya rie ?"
" ya tergantung, ada suka ada duka"
" tapi lebih banyak sukanya"
"emh... mungkin "
"oya rie , aku boleh nanya ga ?"
"nanya ja Gian kalo aku bisa jawab pasti aku jawab"
"tapi kamu jangan marah, dulu kanapa kamu ga mau jadi teman aku ?"
"bukan ga mau, dulu aku masih baru wajar ja kan kalo aku sedikit meragukan ketulusan kamu"
" oh....... kirain kenapa ? emh,, kalo sekarang gimana ? apa ketulusan aku bisa kamu percaya?"
"tergantung gimana sikap kamu nanti"
kami tersenyum obrolan hari itu semakin membuat kami akrab dari hari ke hari ada saja kegiatan yang menyatukan kami.bisa di pastikan dimana ada gian di sana ada aku.hari-hari indah kian berjalan tak terasa sudah hampir setahun aku disini, sekarang desa kecil ini sudah seperti kampung halaman ku sendiri. persahabatanku pada Gian kian dekat sampai suatu hari hal yang tak pernah aku pikirkan sebelumnya .malam itu tiba - tiba Gian mengajakku ke danau di dekat desa itu
" rie aku boleh nanya sesuatu ?" aku heran kenapa tiba-tiba dia nanya seperti itu
" ya udah nanya ja ian, apain sih ?" aku semakin ingin tahu apa yang sebenarnya dia katakan
" apa selama kita bersama kamu pernah berpikir jika hubungan kita lebih dari sahabat?" aku tertegun, pertanyaan itu sama sekali jauh di pikiranku.
" gian, maksudnya? jangan bilang kalo kamu mau aku jadi pacar kamu ?"
" rie, kita udah lama bersama sebagai sahabat, kamu sendiri dan aku sendiri apa salahnya kita mencoba untuk menyatukan hati kita"
" gian, itu ga mungkin hanya pikiran kita yang bisa disatukan bukan hati kita,!"
" jadi,,,,,,,,,,,,,,!?"
gian pergi meninggalkan aku dengan segudang pikiran berkecamuk di pikiranku malam itu, cinta terlalu rumit untukku dan aku takut untuk jatuh cinta, memiliki dan akhirnya kehilangan,.
sebulan aku tak melihat gian, sepertinya dia sengaja menghindariku , mulanya aku berpikir ini memang yang terbaik tapi lama kelamaan aku semakin merasa sepi, tak ada gian yang selalu menemaniku, aku merindukan sosok gian yang hampir setahun ini menjadi sahabatku, akhirnya ku putuskan untuk menemui gian.
" ada apa rie ?"
" ada apa harusnya aku yang nanya gitu apa karena cinta kamu aku tolak lantas kamu melupakan persahabatan kita.kamu benar-benar picik ian.!"
"picik,!!! aku hanya realistis rie, aku cowok dan kamu cewek ga mungkin selamamnya kita bersama tapi statusnya hanya sahabat, aku butuh cinta rie, seseorang yang mau menemani aku hingga akhir usia aku, begitu juga dengan kamu aku rasa"
"gian, lalu kenapa selama ini kamu menemani aku , setahun gian,bukan waktu yang singkat, kamu tahu aku ga mungkin jatuh cinta sama siapapun itu !"
" lalu kenapa kamu nyari aku ?"" aku kehilangan kamu gian ,"
" lalu ?"
" entahlah, aku bisa takut jatuh cinta, memiliki dan kehilangan, tapi nyatanya tanpa jatuh cinta aku kehilangan kamu"air mataku semakin tak tertahan dan dalam isakku aku terus bicara
"..sekarang, aku ga tahu harus gimana gian , aku sendiri tanpa kamu !"tangisku semakin pecah.aku rasakan begitu hangat pelukan gian, aku inggin seperti ini sejenak saja jika memang tak bisa selamanya.
"sekarang, aku ga perduli gian apapun yang terjadi, jika memang dengan mencintai kamu dan menjadi pacar kamu aku ga kehilangan kamu maka akan aku lakukan itu,"
" maafin aku rie, harusnya aku ga egois , mulai sekarang aku gakan maksa kamu untuk mencintai aku , aku akan terus ada untuk kamu sampai kamu siap membuka hatimu untuk aku,a"
Thanks god ! hanya itu yang mampu kuucapkan meski aku ga tahu pasti kapan keindahan ini akan berakhir. by : srikomaria
Populerkan, simpan atau kirim cerpen ini : Share/Save/Bookmark
TAG-CERPEN.NET